Tugas Modul CGP 1.1.a.7 Demonstrasi Kontekstual Pemikiran Kihadjar Dewantara

 Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewantara

Berbicara tentang dunia pendidikan nasional, rasanya tidak etis bila tak bicara tentang pemikiran-pemikiran Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau lebih dikenal Ki Hajar Dewantara. Yang tanggal kelahiranya kita peringati sebagai hari pendidikan nasional yaitu tanggal 2 Mei.Semboyan Ki Hajar Dewantara diantaranya Ingngarso sung Tuladha Ing madya Mangun Karsa Tut Wuri Handayani yang memiliki arti

-Ing Ngarso Sung Tuladha artinya ketika menjadi pemimpin atau seorang guru harus dapat memberikan suri tauladhan untuk semua orang yang ada di sekitarya.

- Ing Madya Mbangun Karsa artinya seorang guru di tengah-tengah kesibukanya harus dapat membangkitkan semangat bagi peserta didik

- Tut Wuri Handayani yang artinya Seorang guru diharapkan dapat memberikan suatu dorongan moral dan semangat kepada peserta didik ketika guru tersebut berada di belakang.

demonstrasi kontekstual


Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan tentang filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara.Seorang pahlawan nasional Pendiri Perguruan Taman Siswa dan pencipta semboyan ‘Tut Wuri Handayani’  ditetapkan sebagai Bapak Pendidikan Indonesia.

Setiap anak memiliki kodratnya masing-masing yang sudah digariskan walaupun masih samar, maka tugas kita sebagai pendidik adalah membimbing, menuntun, dan menjadi instruktur agar murid kita merdeka sehingga mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Selain itu, hal yang terpenting dalam pendidikan anak kita adalah memberikan pendidikan akhlak atau budi pekerti. Peran orangtua ketika dirumah, peran guru ketika berada di sekolah dan peran masyarakat ketika di lingkungan sekitarnya sangat penting untuk mendidik dan dijadikan teladan atau panutan dalam melakukan sikap-sikap terpuji sehingga anak-anak kita memiliki sikap beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang Maha Esa, mandiri, gotong royong, bernalar kritis, kreatif dan kebhinekaan global yang sesuai dengan profil pelajar pancasila. 

Pendidikan yang kita berikan harus sesuai dengan tuntunan alam dan zamannya. Saat ini setiap anak harus memiliki keterampilan abad 21 yang meliputi creativity thinking, critical thinking, comunication dan collaboration. Siswa harus kreatif, mampu berpikir kritis, mampu berkomunikasi dengan baik, dan mampu berkolaborasi dengan baik.

Ketika pembelajaran di kelas, anak-anak sering sekali tidak memperhatikan penjelasan guru. Mereka lebih asyik dengan bermain dan bercanda bersama teman-temannya. Sebagai seorang pendidik kita harus memahami bahwa bermain adalah kodrat anak. Guru harus menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan agar sesuai dengan kodrat anak. Dengan bermain anak dapat mengolah cipta dan rasa sehingga menjadi sebuah karya dan budi pekerti. Anak yang terpenuhi kodratnya akan tumbuh menjadi insan yang memiliki budi pekerti yang baik atau yang dikenal dengan akhlakul karimah ( akhlak yang terpuji).

Seorang pendidik diibaratkan sebagai petani dan anak didik kita diibaratkan sebagai bibitnya. Petani harus merawat, memberi air,membasmi ulat-ulat atau jamur yang mengganggu, menyiangi gulma dan memberi pupuk dan lain sebaginya dengan tujuan agar kelak berbuah lebih baik dan banyak lagi. Namun, petani tidak mungkin dapat mengubah bibit padi menjadi jagung, Selain itu, ia juga tidak dapat memelihara tanaman padi tersebut seperti hanya cara memelihara tanaman kedelai atau tanaman lainnya.karena itu merupakan kodrat alam dan dasar yang harus diperhatikan dalam pendidikan dan itu di luar kecakapan atau kehendak kita sebagai pendidik.

Kemudian Sekolah kita ibaratkan tanah atau lahan tempat bercocok tanam .Sehingga guru harus mengupayakan lingkungan sekolah menjadi lingkungan yang menyenangkan menjaga dan melindungi murid dari pengaruh pengaruh jahat.Hanya dengan itu karena itu karakter anak tumbuh dengan baik.Yang tadinya anak malas menjadi semangat jangan sebaliknya yang tadinya semangat menjadi malas karena lingkungan sekolah yang tidak menyenagkan.

Pendidikan yang diberikan harus berpihak kepada anak, kita tidak bisa memaksakan kehendak yang kita inginkan. Anak adalah sang pemeran utama yang merupakan subjek bukan objek pendidikan. Guru dan murid harus berkolaborasi bersama untuk menggali dan mengembangkan potensi yang dimilikinya dan dapat mengakomodasi karakteristik masing-masing agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Herman Suherman saya seorang blogger

Belum ada Komentar untuk "Tugas Modul CGP 1.1.a.7 Demonstrasi Kontekstual Pemikiran Kihadjar Dewantara"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel